Sunday, October 14, 2012

Unit Karate UNISBA

A.  LATAR BELAKANG
            Unit Kegaitam Mahasiswa (UKM) Karate UNISBA sudah terbentuk sebelum angakatan 2012.Namun, sudah dua tahun tidak aktif. Maka kami angatan 2012 berniat untuk membentuk kembali UKM ini.
            UKM Karate UNISBA sebagai sebuah organisasi yang menghimpun seluruh mahasiwa UNISBA untuk berlatih akrate di kampus, tidak hanya bertujuan mengharumkan nama baik UNISBA melalui kejuaraan-kejuaraan akrte yang ada, tetapi mencetak karateka yang mempunyai pribadi yang santun.
            Untuk itulah kami mengajukan PROPOSAL PEMBENTUKAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA KARATE UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG ini.
B.  VISI DAN MISI
Visi
Menjadi UKM yang unggul dalam mewujudkan mahasiswa untuk menjadi karateka terbaik, serta membawa nama baik UNISBA dalam berbagai kejuaraan di masa yang akan datang.

Misi
Untuk mewujudkan visi di atas, maka misi yang telah ditetapkan dan akan dituju oleh UKM KARATE UNISBA adalah :
-          Mengembangkan minat dan bakat melalui latihan yang konsisten dan bertahap, dengan berlandaskan sumpah karate, filosofi karate dan nilai-nilai kekeluargaan.
-          Tidak hanya meningkatkan kemampuan beladiri melalui latihan, tetapi mendidik moral dan perilaku anggota menjadi pribadi yang santun.

C.  TUJUAN
UKM KARATE UNISBA dibentuk dengan tujuan :
-          Mencetak karateka baru
-          Mendidik mahasiswa melalui beladiri, sehingga memiliki tubuh yang sehat dan keperibadian yang mulia
-          Meningkatkan prestasi seluruh anggota UKM KARATE UNISBA

D.  TAHAP PERENCANAAN
-          Memberikan latihan dasar kepada seluruh anggota
-          Latihan akan membutuhkan :
·         Pelatih/Instruktur
·         Tempat berlatih di kampus
·         Peralatan beladiri
·         Pendanaan untuk kejuaraan di dalam maupun luar Bandung
-          Mencari pelatih/instruktur yang terbaik untuk mewujudkan tujuan UKM ini
-          Membuat agenda latihan, pengukuhan dan pelantikan, keikutsertaan UKM karate dalam kejuaraan terdekat.

E.   KEGIATAN
Sejak dibentuknya UKM ini sampai masa vakum, UKM KARATE UNISBA telah banyak melakukan acara/kegiatan, diantaranya :



-          Kejuaraan Nasional Veteran Cup di Surabaya (tidak ada dokumentasi)
-          Kejuaraan Karate Antar Dojo Biofarma Cup
https://www.facebook.com/images/spacer.gifhttps://www.facebook.com/images/spacer.gifhttps://www.facebook.com/images/spacer.gif
Firlan Firmansyah-Tambang 2010(tengah) Juara dalam kejuaraan tersebut


Berikut ini adalah kegiatan rutin yang akan kami lakukan setelah terbentuk :
-          Latihan rutin di kampus (Teknik)
Tempat      :           Selasar FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNISBA
Waktu       :           Rabu dan Jumat pukul 16:00-Adzan Maghrib

-          Latihan fisik di luar kampus
Tempat      :           Sasana Olahraga Ganesha
Waktu       :           Minggu pukul 07:00-09:00

-          Ujian Kenaikan tingkat
Tempat dan waktu tentatif

-          Pengukuhan dan Pelantikan
Melantik anggota baru dan mengkukuhkan kenaikan sabuk anggota



-        26th  SEA GAMES INDONESIA 2011


 -Cedera




-          Mengajar self defense di CFD sekaligus memperkenalkan karate UNISBA
 
A.  STRUKTUR KEPENGURUSAN UKM KARATE 2012









KETUA
Raden Muhammad Wisnu Permana
10080012045
 



WAKIL KETUA
Dicky Herdyan Putra
10090312211
 


BENDAHARA
Restu
10060311056
 

SEKRETARIS
Firlan Firmansyah
10070110102
 
 




























Bandung, 27 September 2012
UNIT KEGIATAN MAHASISWA KARATE
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG






Raden Muhammad Wisnu Permana
10080012045
*     

Mahasiswa?

OK

Saya luruskan lagi
Sudah dua tahun kuliah di dua tempat yang berbeda, sempat jadi ketua angkatan, ketua UKM
Sempat masuk juga MPM(Majelis Perwakilan Masiswa), semacam DAM UNIVERSITAS kalau di UNISBA
Makanya, saya utarakan

Apa sih esensi sebetulnya dari mahasiswa?

Tingkat 1 : Ospek, Senang-Senang
Tingkat 2 : Jadi kacung himpunan, panitia ini itu
Tingkat 3 : DotA, ngospek, mulai magang/proyek
Tingkat 4 : Mulai milih multi-nasional company, skripsi dll

Setelah itu? Siapa yang jaga nilai kemahasiswaan?
Siapa yang jadi agent of change?
Siapa yang mampu merubah bangsa?


PPMB, OSPEK atau apapun namanya, apapun tujuannya, TIDAK AKAN MEMPERSATUKAN ANGKATAN
Pengalaman membuktikan, saya sudah kuliah di dua tempat yang berbeda
400 kepala tidak akan menjadi 1 visi dan misi
Paling banyak hanya 20-30 kepala saja
Ucapan kompak hanya sebuah wacana di dalam ospek saja karena "takut" pada tatib, keamanan, disipliner atau apapun namanya itu

Lalu, tentang "AGAMA"
Rada sensitif memang
Yang SAYA LIHAT, orang-orang ikut apapun itu namanya seperti mentoring, pesantren mahasiswa, dll
HANYA KARENA ITU SYARAT LULUS SARJANA
Bukan karena keinginan HATI yang innginkan Ridho Allah semata

Makanya perlu diluruskan lagi, seharusnya beragama itu dari hati, bukan karena ingin lulus sarjana saja
Kita adalah mahasiswa, saatnya untuk berpikir
Jangan ikut-ikutan, mulailah dari hati!
Sekian


Raden Muhammad Wisnu
10080012045

Tuesday, October 9, 2012

Oh gitu ya?

Baik, saya sudah 2 kali kuliah di tempat yang berbeda. Di UNPAR dan UNISBA
Kali ini sistem kuliah dan segalanya yang ada disini yang akan saya kritik dan perdebatkan

-PPMB, Mentoring, Pesantren

Ketiga hal tersebut menjadi syarat sidang sarjana
Baiklah, saya mengerti bahwa ini adalah UNIVERSITAS ISLAM, sehingga mentoring dan pesantren itu menjadi syarat. Dengan harapan para mahasiswa akan lebih mengerti dan memahami Al-Quran yang notabene merupakan petunjuk dunia dan akhirat bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bagaimana dengan PPMB?

PPMB

Katanya UNIVERSITAS ISLAM, ko PPMB menjadi syarat ya?
Yang notabene PPMB menjadi ajang marah-marah, penyiksaan dll.
Katanya UNIVERSITAS ISLAM?
Saya hanya memberikan jempol saya untuk tugas-tugas PPMB seperti merangkum buku Ilmu Komunikasi yang ditulis oleh Deddy Mulyana, seorang guru besar FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNPAD
Tugas seperti inilah seharusnya yang benar, sesuai faedah Islam!
Lalu PPMB itu seperti apakah?
2 tahun sudah saya menjadi panitia INAP(INISIASI DAN ADAPTASI) UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
Hmm, disana juga salah satu kampus yang memakai embel-embel agama, tetapi agama Katolik.
Sedangkan Islam, yang secara harfiah
Secara istilah arti islam adalah apa yang disyaratkan oleh ayat suci ini, yakni:
“Bala man aslama wajhahu lillahi wa hua muhsinun, falahu ajruhu ‘inda robbihi wala khoufun ‘alihim wala hum yahzanuun
yakni, muslim adalah dia yang menyerahkan segenap wujudnya di jalan Allah taala. Yakni mewakafkan wujudnya untuk Allah taala. dan untuk mengikuti kehendak-kehendakNya, serta untuk meraih keridhaan_Nya. Kemudian dia berdiri teguh diatas perbuatan-perbuatan baik demi Allah taala. Dan dia menyerahkan segenap kekuatan amaliah wujudnya di jalan Allah. Artinya, secara akidah dan secara amalan, dia telah menjadi milik Allah taala semata.

Wah, berarti sangat bertentangan? Padahal Universitas Islam Bandung
Masa kalah dengan Universitas Katolik?
Ini Islam loh

Jadi, kalau mau lulus harus dibentak-bentak gini dulu
Oh, jadi kalau mau lulus harus gini dulu
Gitu ya?


-Mentoring dan pesantren

Baiklah, ini universitas Islam, saya sendiri setuju
Tapi, Allah sendiri tidak mewajibkan makhluknya untuk beribadah kan?
Maksud saya, bahwa terserahlah pada kita seperti apa di dunia ini
Rek jadi penjahat, penjahit, perampok, koruptor, ngan tingalikeun we di akhirat, SIKSA NERAKA

Bukankah lebih baik beribadah itu menurut keikhlasan hati?
Kita beribadah karena ketulusan kita pada Allah, bukan karena mengharap surga ataupun takut neraka!
Itulah hakekat ibadah yang sesungguhnya!

Lu berteman dengan gua bukan karena takut dipukulin kan?
Karena murni saja ingin menjalin persahabatan, karena manusia tidak dapat hidup sendirian
Ya, pemikiran kita memang berbeda, maka ayolah kita perdebatkan
Memang mindset kita dididik seperti itu, "Ayo solat, drpd masuk neraka"
Harusnya, "Ayo solat, sebagai rasa syukur kita pada Allah akan segalanya. Hanya Dia yang pantas kita sembah dan tempat kita meminta"

Sehingga banyak yg ikut mentoring dan pesantren itu TIDAK IKHLAS
Karena syarat lulus saja, bukan karena INGIN MEMPERDALAM AGAMA

Ga usah banyak bacot, cukup sekian dan terimakasih

Raden Muhammad Wisnu
10080012045

Saturday, October 6, 2012

OSPEK?

Catatan ini diposting bukan sebagai ungkapan kecemburuan terhadap penyelenggaraan orientasi penerimaan mahasiswa baru disetiap perguruan tinggi, akan tetapi sebuah bentuk keprihatinan saja terhadap melencengnya tujuan dan maksud penyelenggaraan orientasi itu sendiri.

Kita semua tahu, hampir di seluruh kampus di Indonesia setiap tahun akademik baru di warnai dengan ritual tahunan bernama OSPEK atau nama lain yang sejenisnya. Ritual tahunan yang konon katanya sebagai kegiatan untuk mengenalkan mahasiswa baru terhadap kampus tercinta dari tahun ke tahun penyelenggaraannya semakin nyeleneh aja. Lebih banyak di warnai aksi “mempermainkan” mahasiswa baru dengan hal-hal aneh oleh kakak senior. Alasannya sich, untuk membina mental mereka.

Udah jadi rahasia umum, OSPEK hanya di jadikan ajang cari tampang alias tebar pesona senior ke yunior ( walaupun gak semuanya). Banyak Maba di “paksa” bikin surat cinta ke senior, plus acara “penembakan” di depan umum pula. Tak heran banyak senior yang mengincar dan menargetkan adik yunior mana yang akan di pacari selanjutnya. Bahkan setelah berakhirnya OSPEK, banyak yang jadian.

OSPEK juga identik dengan “ngerjain” alias ngejahilin para yunior. Dengan berbagai macam dandanan aneh bin nyeleneh yang bikin orang malu abiz. Mulai dari berpakaian compang camping seperti gembel dadakan, telur mata sapi melirik, dan beberapa permintaan aneh yang harus di turuti setiap harinya. Alasannya supaya Maba makin kreatif dan momen seperti ini gak mudah terlupakan. Gak masuk akal kan…apa kagak ada cara lain lagi?

OSPEK juga identik dengan kekerasan, penyiksaan, balas dendam kakak kelas. Dah gitu mereka bikin acara bentak-bentak atau marah dengan prinsip “ Pasal Satu : SENIOR GAK PERNAH SALAH, Pasal Dua : JIKA SENIOR SALAH, KEMBALI KE PASAL SATU” ( He…he…bego banget kan). Dengan bentak-bentakan, mereka menganggap bisa merubah mental “tempe” atau “krupuk” si yunior jadi mental “baja”. Bahkan main kekerasan turut mewarnai demi menunjukkan hegemoni kakak senior. Kan hal kayak gini sempet terjadi di salah satu kampus. Sang Maba bukannya masuk skul, ehh..malah masuk kubur!!! . mau tidak mau, mahasiswa baru lain terpaksa bungkam karena takut kena marah.

Bagaimana sistem pendidikan di indonesia mau baik, lha wong mahasiswa-nya sendiri pun masih menerapkan cara-cara kuno. Mahasiswa teriak-teriak demo sana demo sini menuntut sistem pendidikan, pendidikan murah, dsb, tapi sungguh sangat ironis, mahasiswa sendiri tidak konsekuen.


1. OSPEK hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para senior yang 'sok gila kuasa' dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak lebih sebagai budaknya.

2. Pelaksanaan OSPEK selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.

3. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru.

4. Pembuatan aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut.

5. Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya.

6. Kekuasaaan sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.

7. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalas hanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.

8. OSPEK memang terbukti mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.

9. Setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang serampangan ataupun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.

10. Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK terjadi lagi dalam hidup mereka.
Copas dari
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4928027


OSPEK jaman lampau atau kegiatan yang menggunakan kedisiplinan semi-militer baik mental maupun fisik lebih baik diterapkan pada organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti Pecinta Alam, Pramuka, beladiri dan MENWA bukan pada lembaga pendidikan umum seperti sekolah dan perguruan tinggi.


OSPEK KAMPUS/KULIAH?
HASIL?

LIHATLAH!

Coba liat lagi menurut para pakar!

10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem Pendidikan di Indonesia



Seperti yang kita ketahui OSPEK atau apapun namanya kini, telah menjadi suatu tradisi yang melembaga sejak dahulu pada institusi pendidikan di Indonesia seperti SMA dan Perguruan Tinggi terutama pada masa penerimaan pelajar/ mahasiswa baru.

Pada dasarnya kegiatan OSPEK memiliki tujuan mulia untuk mempersiapkan pelajar/ mahasiswa baru untuk memasuki lingkungan pendidikan yang baru dengan serangkaian acara ceramah, tugas-tugas aneh, tetek bengek atribut-atribut, segudang sanksi hukuman yang dipadatkan dalam beberapa hari.
Sejak tahun 1995an, kasus OSPEK mulai muncul di media publik seiring dengan banyaknya korban yang terus berjatuhan. Lalu OSPEK pun berganti-ganti baju untuk memperhalus dan memulihkan citranya sebagai ajang penggojlokan.

Sudah banyak tulisan di media massa yang membahas mengenai keburukan OSPEK, bahkan blog
Pak Priyadi juga menyuarakan ketidaksetujuan dengan OSPEK :
Ospek, Ajang Ekspresi Impulsi Kekerasan, dan Jati Diri Praksis Pendidikan
Ospek Mahasiswa Tiru Pola Militeristik
Kekerasan Pada Sistem Pendidikan Indonesia
Bagi saya sendiri, OSPEK adalah budaya PEMBODOHAN yang terus dilestarikan untuk memenuhi kepuasan nafsu kekuasaan dan ekspresi agresifitas sekelompok orang semata dalam lingkungan pendidikan. Berikut ini 10 alasan mengapa OSPEK harus dihapuskan dari sistem pendidikan di Indonesia :
1. OSPEK hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para senior yang ‘sok gila kuasa’ dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak lebih sebagai budaknya.
2. Pelaksanaan OSPEK selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.
3. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru.
4. Pembuatan aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut.
5. Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya.
6. Kekuasaaan sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.
7. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalas hanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.
8. OSPEK memang terbukti mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.
9. Setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang serampangan ataupun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.
10. Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK terjadi lagi dalam hidup mereka. *Coba tanyakan juga pada mahasiswa baru tentang kesan OSPEK.
10 Alasan diatas sudah cukup untuk menghapuskan OSPEK dari sistem pendidikan di negara kita.
Solusi yang saya tawarkan untuk mengganti OSPEK, yaitu :
Pemberian informasi mengenai lingkungan kampus dan sekitarnya dapat dilakukan dalam satu matakuliah umum dalam beberapa kali pertemuan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan dalam kelompok yang dipandu dan difasilitator oleh mahasiswa yang lebih senior. Dinamika kelompok kecil akan lebih terasa dibandingkan kelompok besar, sehingga keakraban antar mahasiswa dalam kelompok maupun antar kelompok pun akan semakin terjalin dengan baik.
Penanaman nilai-nilai dan informasi baru sangat efektif dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dalam rupa permainan-permainan ringan tanpa hukuman. Hadiah telah terbukti efektif dalam membentuk dan mempertahankan suatu perilaku baru.
Sistem Kredit Poin per Materi dapat juga digunakan sebagai hadiah (rewards). Misalnya 1 poin untuk datang tepat waktu, 1 poin untuk kerapian, 1 poin untuk mengenal denah gedung kuliah. Jika mahasiswa tidak memperoleh standar poin tertentu, mahasiswa harus mengulang kegiatan tersebut di tahun depan ataupun pengurangan jumlah sks yang diambil.
Hal yang menyenangkan akan selalu diingat sebagai kenangan yang menyenangkan pula, dan tidak menimbulkan trauma.
Catatan :
OSPEK jaman lampau atau kegiatan yang menggunakan kedisiplinan semi-militer baik mental maupun fisik lebih baik diterapkan pada organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti Pecinta Alam, Pramuka, dan MENWA bukan pada lembaga pendidikan umum seperti sekolah dan perguruan tinggi.

 http://blog.kenz.or.id/2006/08/24/10-alasan-mengapa-ospek-harus-dihapuskan-dari-sistem-pendidikan-di-indonesia.html





Oleh:
Raden Muhammad Wisnu
10080012045

Tuesday, October 2, 2012

Ijinkan saya bercerita....

Saya bukan Bram Stoker sang penulis legendaris, saya juga bukan Sayuti Melik yang menulis naskah proklamasi, dan tentu saja saya bukan Morgue Vangard aka Ucok Homicide yang menulis perlawanan - perlawanan melalui lirik - lirik lagu. Tapi disini, di blog ini saya akan sedikit bercerita tentang cerita membosankan di hidup saya dimana ketika saya menulis cerita membosankan ini saya sedang dalam keadaan bosan.


Hari yang panas ketika itu, kala saya sedang mengikuti rangkaian sebuah 'ospek' di salah satu universitas swasta di Bandung. Ospek yang dinamakan PPMB Fikom 2012 ini berlangsung cukup lama, kurang lebih 1 bulan mungkin. Mulai dari acara ta'aruf universitas, ta'aruf fakultas, pra PPMB, SG 1, SG 2, SG 3 dll. Dengan memakai peci, jas almamater, celana bahan dan baju yang diberikan oleh para panitia PPMB serta kalungan nametag cukup besar yang sedikit menghambat gerak badan saya ditambah dengan tempat aula yang terisi padat, panas pun terasa komplit.

Singkat cerita ketika itu rangkaian SG 3 sedang berlangsung. Seperti biasa, materi - materi dari pembicara yang diundang para panitia satu persatu disampaikan. Sampai pada akhir acara ketika pemilihan ketua angkatan, dimana ada para calon ketua angkat yang akan diseleksi oleh 5 lembaga yang ada di fakultas. Seingat saya ada 2 orang yang tersisa untuk menjadi calon angkatan, dimana sebelumnya ada sekitar 14 orang perwakilan kelompok masing - masing yang telah terseleksi menyusut menjadi 2 orang yang tersisa.

Dan ya, salah satu dari 2 orang calon ketua angkatan tersebut adalah perwakilan dari kelompok kami. Rida, dari kelompok Everett M. Rogers! Pencapaian yang menurut saya tidak mudah dilakukan karena harus melalui seleksi yang cukup ketat dari para 5 lembaga. Dan saya bangga salah satu anggota kelompok saya menjadi salah satu kandidat untuk menjadi calon ketua angkatan. Disamping itu Rida adalah seorang Akhwat (perempuan).

Bahkan dihari sebelumnya di SG 2 ketika MC menyuruh perwakilan anggota kelompok untuk maju ke depan, kelompok kami tidak mewakilkan satu pun Ikhwan (laki - laki). Dan anda tahu apa reaksi dari MC ketika kelompok saya tidak mewakilkan satupun Ikhwan untuk maju ke depan? Reaksi inilah yang mendorong saya untuk membuat "Surat Benci" untuk sang MC. Surat Benci adalah salah satu dari sekian banyak tugas yang diberikan para panitia PPMB kepada maba nya. Dimana di surat benci ini para maba bebas mencurahkan isi hatinya kepada para panitia apabila mempunya unek-unek yang ingin disampaikan. Saya kira ini momen yang tepat untuk mencurahkan kekesalan terhadap sang MC.

Malam hari nya ketika SG 2 selesai saya pun bergegas untuk segera membuat surat benci ini. Sekitar 1 jam lebih surat benci ini saya selesaikan. Dan berikut adalah sebagian isi yang saya tulis di Surat Benci saya :



“Kelompok ini cowo nya banci semua!”. Gertak salah satu orang yang disebut “MC” pada saat itu. Kejadian itu bermula ketika dalam acara PPMB Fikom 2012 salah satu kelompok yang saya kira tidak harus disebutkan apa nama kelompok nya, mereka tidak mewakilkan satu orang pun laki-laki untuk diwakilkan menjadi calon ketua angkatan. Saya hanya bisa tersenyum ketika mendengarkan kata-kata dari seorang ketua angkatan di Unisba yang sekali lagi “katanya” menjadi MC di PPMB ini.
Entah siapa dan darimana asalnya lelaki itu, bahkan saya pun tidak tahu namanya. Yang jelas, pertama kali terlintas dalam benak pikiran pada saat itu saya ingin menyumpal mulutnya menggunakan apapun yang saya pegang. Mungkin name tag, kursi goyang, bahkan mungkin tangan saya yang sebenarnya lebih pantas untuk melakukan masturbasi daripada harus menyumpal mulutnya....


Bentuk fisik surat benci yang saya buat.


"Kelompok ini cowonya banci semua!" WTF!!!! Apa kata itu pantas keluar dari mulut seorang MC yang merangkap sebagai ketua angkatan juga? Jelas tidak! Entah bagaimana bisa orang seperti itu terpilih menjadi ketua angkatan, apakah dia menyuap para mahasiswa di angkatannya, atau mereplika kertas suara disaat pemilihannya? Entahlah, hanya tuhan yang mengetahuinya. Kembali kepada pemilihan ketua angkatan. Satu orang Ikhwan dari kelompok yang saya kurang hafal dan satu orang Akhwat perwakilan dari "Kelompok Banci" Everett M. Rogers telah berada di depan kami para mahasiswa baru untuk memulai penyeleksian.

Sebagai anggota kelompok banci saya pun merasa tegang, bukan tegang karena melihat ada Akhwat di depan, tapi entah kenapa waktu itu saya sangat tegang. Mulailah 5 lembaga di depan memberikan pertanyaan - pertanyaan kepada para calon ketua angkatan. Dimana di depan sudah ada para konselor kelompok dari masing - masing calon ketua angkatan dan juga para Indisipliner yang bersiap untuk menggugat dan membela bilamana ada jawaban yang kurang pantas. Begitu pula kami para mahasiswa baru pun dipersilahkan membela bila ada gugatan dari para indisipliner.

Beruntung kelompok banci mempunyai konselor yang "cerdas" saat itu, dimana para konselor kami kerap kali membela Rida ketika ia didepan. Beberapa pertanyaan - pertanyaan pun di lontarkan kepada kedua calon angkatan ini dan mereka menjawabnya dengan argumen mereka masing - masing. Dan hmmm, gugatan - gugatan dari para indisipliner pun sering kali datang. Akan tetapi, seperti saya bilang konselor cerdas kami beberapa kali membalikan gugatan - gugatan dari indisipliner, yes! (Hidup Kang Jey! Hidup Teh Puti! Hihi) Begitu pula kami para mahasiswa baru, beberapa dari kami kerap ada yang membela calon ketua angkatannya di depan.

Singkat nya, seleksi pemilihan calon ketua angkatan pun selesai. Dan pemilihan calon ketua akan ditentukan melalui pemilihan suara kami, para mahasiswa baru. Secarik kertas kemudian dibagikan oleh para konselor cerdas kami. Dan kami disuruh menulis siapa yang akan dipilih. Apakah Dikdik dari kelompok yang saya kurang hafal namanya. Ataukah Rida dari kelompok banci dengan argumen - argumen nya yang menurut saya masuk akal. Yang jelas kala itu kelompok banci sepenuhnya memilih Rida untuk menjadi ketua angkatan.

Inilah saat yang ditunggu - tunggu, pengumuman calon ketua angkatan Fikom Unisba 2012! Disamping itu penghitungan suara gubernur Jakarta pun dilakukan di waktu yang sama, tegang pun menjadi double. Tapi siapa peduli, toh saya orang Bandung bukan Jakarta. Wajah cemas terlihat menghiasi para anggota kelompok banci. Salah satu perwakilan dari 5 lembaga menyebutkan nama yang menang. Dan ya! Rida Herliyanti pemenangnya! Dengan perolehan suara yang cukup tinggi ia berhak menjadi calon ketua angkatan kami. Tanpa menyuap para mahasiswa baru dan mereplika kertas suara Rida berhasil menjadi pemenang. Suatu pencapaian yang hebat dilakukan oleh perwakilan kelompok banci.

Sebagai anggota kelompok banci saya merasa bangga ketika melihat Rida menjadi ketua angkatan. Seorang perempuan gagah berani yang maju ketika disuruh untuk mewakili kelompoknya. Melalui berbagai rintangan sebelum sukses terpilih sebagai ketua angkatan wanita pertama di Fikom Unisba 2012. Karena menurut saya jenis kelamin bukanlah halangan untuk menjadi seorang pemimpin. Semoga terpilihnya Rida sebagai ketua angkatan Fikom Unisba 2012 ini menjadikan angkatan Fikom Unisba 2012 yang terbaik diantara terbaik, terhebat diantara yang terhebat, tergigih diantara yang tergigih, dan bersatu untuk satu tujuan.

Yes, good luck Rida, kelompok banci akan selalu ada di belakangmu!!!

Ditulis oleh :
Faris Fakhriansyah Umara
10080012281

Follow my twitter