OK
Saya luruskan lagi
Sudah dua tahun kuliah di dua tempat yang berbeda, sempat jadi ketua angkatan, ketua UKM
Sempat masuk juga MPM(Majelis Perwakilan Masiswa), semacam DAM UNIVERSITAS kalau di UNISBA
Makanya, saya utarakan
Apa sih esensi sebetulnya dari mahasiswa?
Tingkat 1 : Ospek, Senang-Senang
Tingkat 2 : Jadi kacung himpunan, panitia ini itu
Tingkat 3 : DotA, ngospek, mulai magang/proyek
Tingkat 4 : Mulai milih multi-nasional company, skripsi dll
Setelah itu? Siapa yang jaga nilai kemahasiswaan?
Siapa yang jadi agent of change?
Siapa yang mampu merubah bangsa?
PPMB, OSPEK atau apapun namanya, apapun tujuannya, TIDAK AKAN MEMPERSATUKAN ANGKATAN
Pengalaman membuktikan, saya sudah kuliah di dua tempat yang berbeda
400 kepala tidak akan menjadi 1 visi dan misi
Paling banyak hanya 20-30 kepala saja
Ucapan kompak hanya sebuah wacana di dalam ospek saja karena "takut" pada tatib, keamanan, disipliner atau apapun namanya itu
Lalu, tentang "AGAMA"
Rada sensitif memang
Yang SAYA LIHAT, orang-orang ikut apapun itu namanya seperti mentoring, pesantren mahasiswa, dll
HANYA KARENA ITU SYARAT LULUS SARJANA
Bukan karena keinginan HATI yang innginkan Ridho Allah semata
Makanya perlu diluruskan lagi, seharusnya beragama itu dari hati, bukan karena ingin lulus sarjana saja
Kita adalah mahasiswa, saatnya untuk berpikir
Jangan ikut-ikutan, mulailah dari hati!
Sekian
Raden Muhammad Wisnu
10080012045
nah! itu lebih enak kan bahasanya. kita anak komunikasi yang tahu betul cara menyampaikan pesan yang baik itu seperti apa agar dapat diterima dan dimengerti oleh si penerima pesan.
ReplyDeleteAnd, that's right! walau pun ada iming2 sertifikat kelulusan, tapi kalo soal agama, ya harus ikhlas juga, demi kebaikan dan keselamatan dunia & akhirat juga kan. Hidup sukses jadi sarjana, mati masuk surga. hehe
yoyoy
ReplyDeletekalem ya ntar aing nulis lagi da
banyak nulis gini, kan mau masuk jurnalis
walau bahasa acak adut teu karuan kararieu
ngaranna oge diajar, wis. hehe
ReplyDelete